Makna Cunduk Mentul Simbol Keanggunan dalam Riasan Pengantin Jawa

Makna dan Filosofi Cunduk Mentul dalam Pernikahan Adat Jawa.Dalam tradisi pernikahan Jawa, penggunaan perhiasan pengantin menjadi bagian tak terpisahkan untuk melengkapi penampilan mempelai. Baik pengantin pria maupun wanita, keduanya mematuhi aturan tradisional yang telah diwariskan dalam busana adat Jawa.

Setiap perhiasan yang dikenakan oleh pengantin selalu sarat dengan makna dan nilai filosofis. Umumnya, filosofi tersebut mengandung doa dan harapan agar kehidupan pernikahan pasangan senantiasa dipenuhi kebahagiaan yang langgeng.

Salah satu ornamen khas yang menarik perhatian dalam riasan pengantin Jawa adalah Cunduk Mentul. Aksesoris ini merupakan hiasan berbentuk seperti bunga yang disematkan pada sanggul atau kepala pengantin wanita.

Simbolisme Cunduk Mentul

Cunduk mentul melambangkan matahari yang menyinari dunia, memberikan makna pencerahan dan kebaikan. Hiasan ini kerap digunakan dalam tata rias pengantin tradisional Jawa.

Jumlah cunduk mentul yang digunakan juga memiliki arti tersendiri. Berdasarkan adat Yogyakarta, riasan pengantin putri menggunakan tiga cunduk mentul, yang melambangkan kepercayaan pada konsep Trimurti—dewa-dewa pelindung alam sebelum pengaruh Islam datang ke Jawa.

Sementara itu, lima cunduk mentul mencerminkan simbol lima pilar dalam Islam, yaitu Rukun Islam. Angka ganjil dalam penggunaan cunduk mentul diyakini dapat menangkal hal-hal buruk.

Makna Jumlah Cunduk Mentul dalam Adat Surakarta

Dalam tradisi Gagrak Surakarta, tata rias pengantin Solo Putri biasanya menggunakan tujuh cunduk mentul, yang mengandung makna pitulungan atau pertolongan.

Sedangkan dalam riasan Solo Basahan, sembilan cunduk mentul sering digunakan. Jumlah ini merujuk pada Wali Songo, yaitu sembilan wali penyebar agama Islam di Jawa. Kata “wali” berasal dari Waliyullah, yang berarti orang dekat dengan Allah SWT, dan “songo” dalam bahasa Jawa berarti sembilan.

Adapun cunduk mentul yang berjumlah satu melambangkan keesaan Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Namun, penggunaannya kini jarang ditemui.

Penempatan dan Filosofi Kecantikan

Cunduk mentul umumnya dikenakan sebagai penghias kepala pengantin wanita dan diletakkan di atas paes ageng, bagian riasan khas Jawa. Bentuknya panjang, runcing, dan menjulang ke atas, memberikan kesan keanggunan.

Hiasan tradisional ini menunjukkan bahwa setiap mempelai wanita dianugerahi kecantikan alami. Begitulah filosofi yang terkandung dalam penggunaan cunduk mentul, mencerminkan harmoni antara tradisi dan doa dalam budaya Jawa.

BACA juga

makna filosofi centhung pada pengantin perempuan jawa

melati sisipan

Cek berbagai model melati modif bahan kain,sanggul dan aksesoris,KLIK DI SINI 

Tags: cunduk mentul, makna cunduk mentul, pengantin jawa, pengantin perempuan